Preloader
  • Solopos Institute lahir sebagai jawaban atas berbagai dinamika kebutuhan masyarakat...
Fase II Program Social Media 4 Peace diluncurkan di Indonesia dengan fokus pada literasi media dan informasi bagi pendidik dan siswa.

Fase II Program Social Media 4 Peace diluncurkan di Indonesia dengan fokus pada literasi media dan informasi bagi pendidik dan siswa.

Tahap kedua Social Media 4 Peace telah resmi diluncurkan di Indonesia, dengan deretan kegiatan menarik yang direncanakan untuk tahun 2025.

UNESCO

21 Juli 2025

Tahap kedua Social Media 4 Peace telah resmi diluncurkan di Indonesia, dengan deretan kegiatan menarik yang direncanakan untuk tahun 2025 bekerja sama dengan Koalisi Damai. Inti dari upaya ini adalah fokus baru pada pemberdayaan Media dan Literasi Informasi / Media and Information Literacy (MIL) bagi guru sekolah dan siswa.

Salah satu inisiatif utama yakni melibatkan kemitraan dengan anggota koalisi Mafindo, sebuah organisasi nirlaba independen yang dikenal karena pekerjaannya dalam pemeriksaan fakta memerangi misinformasi dan disinformasi online. Organisasi ini akan mengembangkan Toolkit MIL yang praktis dan dapat diakses yang dirancang untuk pelatih guru yang merupakan pusat untuk mengintegrasikan MIL ke dalam kurikulum kerja dan sekolah mereka. Toolkit menguraikan kompetensi inti di tujuh elemen literasi media dan informasi untuk siswa di kelas 7-12 dan juga akan memberikan panduan khusus mata pelajaran untuk guru, membuat integrasi MIL lebih mudah dan lebih praktis dalam pengaturan kelas.

UNESCO

Membangun pekerjaan mereka sebelumnya yang mendukung Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam menanamkan literasi digital ke dalam kurikulum nasional-sekarang diajarkan di lebih dari 60.000 sekolah. Mafindo bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru lebih jauh lagi melalui perangkat ini, karena umpan balik awal dari guru yang terlibat menegaskan relevansinya yang kuat: banyak yang mengatakan inilah yang mereka butuhkan untuk mengajarkan pemikiran kritis dan tanggung jawab online, menurut Septiaji Eko Nugroho, Kepala Mafindo.

“Langkah kami selanjutnya termasuk mengumpulkan masukan dari guru di berbagai wilayah dan menyelesaikan toolkit untuk diluncurkan melalui Mafindo Institute di sekolah percontohan terpilih. Kami juga berencana untuk mengadvokasi dukungan resmi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam jangka panjang, kami membayangkan perangkat ini sebagai sumber daya yang berkelanjutan dan dapat diskalakan yang memberdayakan sekolah, memperkuat ketahanan digital, dan menumbuhkan generasi pemikir kritis yang diperlengkapi untuk menavigasi lanskap media yang kompleks saat ini.” Septiaji Eko Nugroho, Kepala Mafindo

Inisiatif lain yang sedang direncanakan untuk tahun 2025 melibatkan pemberdayaan Media dan Literasi Informasi (MIL) di sekolah agama, yang dipimpin oleh Solopos Institute, organisasi penelitian dan pelatihan media. Karena informasi yang salah, ujaran kebencian, dan stereotip berbahaya terus beredar di media sosial sering memicu intoleransi dan prasangka agama kebutuhan akan keterlibatan kritis dan terinformasi dengan konten digital menjadi lebih mendesak dari sebelumnya. Menyadari peran penting sekolah agama dalam membentuk nilai-nilai masyarakat, inisiatif ini berupaya memperkuat ketahanan masyarakat dengan menanamkan MIL dalam pengaturan pendidikan ini.

“Melalui kolaborasi antara Solopos Institute dan UNESCO, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran tentang MIL, khususnya di dalam ekosistem sekolah di bawah Kementerian Agama. Tujuan kami adalah agar sekolah mengadopsi prinsip-prinsip MIL, memungkinkan guru dan siswa untuk menjadi agen perubahan dengan berbagi pengetahuan ini dalam keluarga dan komunitas mereka.” Syifaul Arifin, Kepala Solopos Institute

Melalui inisiatif ini, Social Media 4 Peace menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap dampak ujaran kebencian, disinformasi, dan konten berbahaya lainnya secara online. Dengan mempromosikan Literasi Media dan Informasi (MIL) sebagai solusi berkelanjutan dari bawah ke atas untuk tantangan ini, proyek ini mendukung upaya yang didorong secara lokal dan relevan secara kontekstual yang memberdayakan masyarakat serta berkontribusi pada narasi perdamaian dan memajukan hak asasi manusia untuk semua

“Kami bekerja sama dengan pendidik dan komunitas lokal karena di situlah perubahan nyata dimulai. Dengan mendukung guru dengan alat praktis dan mengintegrasikan MIL ke sekolah, kami berharap dapat membangun masyarakat yang lebih kuat dan lebih terinformasi yang dapat memerangi misinformasi dan disinformasi secara online.” Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur Kantor Regional UNESCO di Jakarta

UNESCO

Social Media 4 Peace adalah proyek yang didanai oleh Uni Eropa, diluncurkan pada tahun 2021 di Indonesia, Bosnia dan Herzegovina, Kolombia, dan Kenya. Pada tahun 2025, proyek ini memasuki fase kedua, memperluas upayanya ke Afrika Selatan, Kirgistan, dan Irak.

Sumber : UNESCO.ORG
Solopos Institute

Solopos Institute lahir sebagai jawaban atas berbagai dinamika kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kompetensi di bidang jurnalistik.

0 ulasan

Belum ada ulasan, jadilah yang pertama!

Kirim Ulasan

Your email adress will not be published ,Requied fileds are marked*.